Jawa Tengah, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Mohammad Saleh menekankan pentingnya peran generasi muda dalam mewujudkan target swasembada pangan provinsi pada 2026. Dalam wawancara eksklusif beberapa waktu yang lalu, Saleh menegaskan bahwa petani milenial harus menjadi garda terdepan transformasi sektor pertanian di Jawa Tengah. “Petani milenial harus jadi garda terdepan. Mereka membawa inovasi dan semangat baru untuk bertransformasi,” ujar Saleh optimis.
Potensi Besar dengan Tantangan Serius Jawa Tengah memiliki modal kuat sebagai lumbung pangan nasional dengan lahan pertanian seluas 1,2 juta hektare yang berkontribusi 15% terhadap produksi beras nasional.
Namun, tantangan berat menghadang di depan mata. Alih fungsi lahan menjadi ancaman nyata bagi sektor pertanian Jawa Tengah. Setiap tahunnya, 30-50 hektare lahan pertanian beralih fungsi menjadi permukiman atau kawasan industri. Jika tidak diantisipasi, target swasembada bisa mandek,” tegas Saleh
Persoalan lain yang tak kalah serius adalah usia petani yang didominasi generasi tua. Data menunjukkan 65% petani di Jawa Tengah berusia di atas 50 tahun, sementara minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian masih rendah.”Kita butuh regenerasi. Petani milenial harus didorong memanfaatkan teknologi dan mengubah pola pikir: bertani itu bisnis menjanjikan,” tambah Saleh.
Teknologi Modern Dongkrak Produktivitas, Saleh mendorong pemanfaatan teknologi modern seperti drone untuk pemupukan dan penyemprotan hama. Pengalaman lapangan menunjukkan hasil menggembirakan. “Dulu untuk satu hektare butuh 1 hari pemupukan, sekarang 2 jam selesai. Hasil panen malah naik 20%,” ungkap Saleh setelah bertemu petani yang memanfaatkan drone penyemprot pupuk. Teknologi drone terbukti mampu menghemat 40% biaya produksi, membuat usaha tani lebih efisien dan menguntungkan.
Selain teknologi pertanian, Saleh juga mendorong pemanfaatan media sosial untuk pemasaran produk pertanian. Platform seperti TikTok dan Instagram dinilai mampu meningkatkan nilai jual produk secara signifikan. “Harga jual di media sosial cenderung lebih baik ketimbang dijual ke pasar lokal. Harga jual bisa naik 2 sampai 3 kali lipat dibanding pasaran tradisional,” papar Saleh.
Petani Milenial Masih Perlu Ditingkatkan Berdasarkan Sensus Pertanian 2023, Jawa Tengah memiliki 625.807 petani milenial dari total 4.211.996 petani, atau sekitar 14,86%. Meskipun jumlahnya cukup besar, Saleh menilai proporsi ini masih perlu ditingkatkan untuk mendukung target swasembada pangan 2026.
Regenerasi petani menjadi kunci sukses transformasi pertanian Jawa Tengah. Dengan menggabungkan semangat inovasi generasi muda, teknologi modern, dan strategi pemasaran digital, sektor pertanian diharapkan mampu berkembang menjadi bisnis yang menarik dan menguntungkan bagi generasi milenial.
Target swasembada pangan Jawa Tengah 2026 bukan sekadar mimpi, melainkan cita-cita yang dapat diwujudkan dengan dukungan penuh dari petani milenial sebagai motor penggerak transformasi pertanian modern.




